Aku memang melarat..Bukan seperti tikus keparat..Yang doyan uang rakyat..Haus harta bak lintah darat..

Minggu, 31 Januari 2010

SURAM

Dalam pikiranku mendung....
Ku gempur saja hujan....
ku terobos kabut....
Kudiamkan saja malu.....
kegetar'n bumi kenistaan...
tangis dan rintih pergi kutinggalkan....

aku bangkit mengiyakan....
aku diam membiarkan....
aku ciptakan dimensi perbedaan...

melihat u aku tak perduli....
bukan karna dengki dan iri.....
bukan karna langit tak lagi berseri...
tp karna mimpimu aq berhenti....
tp karna cita-cita mu aq terdiam...
terserah dan persetan...
karna itulah pengorbanan

Jumat, 15 Januari 2010

KEMBALI KE.......

By: Redy Risardi


Engkau selalu jadi misteri kehidupan
Meski engkau tetap ku selami
Walau aku berjalan dan berkelahi
Keagungan dan kemuliaan tetap tersembunyi

Lelah ku berfikir dan menanti
Menunggu gugurnya fatwa pembuat kebijakan
Namun hanya permainan kata membingungkan
Yang keluar kian menjejali

Sambil gelap tetap menemani mimpi
Dengan ruang sempit yang setia mengiringi
Aku masih menggenggam harapan dan mimpi
Yang mungkin akan setia atau sebentar diimani

Sesekali aku memecah hidup
Membuyarkan titah pembual bisu
Menghilangkan mantra dukun penipu
Yang akan menggantikan logika dengan perasaan

Kemudian aku memutuskan
Biarlah bulan tetap bersinar diwaktu malam
Meski yang kuingin matahari menggantikan
Biarlah tinta hitam tetap melukiskan
Meski aku berharap kertas putih menggantikan

Dan kuciptakan hidupku dengan makna sendiri
Walau lika-liku berjalan mendampingi
Serta lapar yang enggan bercerita
Dengan segala makna misteri

Berjalan Tanpa Tuhan

by: Redy Risardi

aq segumpal daging memerah

berjalan dan berlari melumat kaca impian
meruntuhkan jutaan tembok penghalang
menaklukkan jurang dalam menakutkan
mengabaikan tarian usus kelaparan

tapi tak pernah ada yang menyenangkan
tapi tak pernah ku dapatkan nilai kehidupan

terdiam diantara bumi dan langit tercerahkan
kesedihan, kesenangan, ketakutan kuhalalkan

ritual menenangkan lewat tanpa bersalaman
walau teriakannya setajam tombak jendral perang
menembus tubuh berkarat makhluk Tuhan
namun aku terbaring membiarkan

risalah kebenaran terkalalkan teori kefasikan
karna bukan lagi Tuhan
tapi keadaan menggantikan

hanya kata maaf yang meluap deras
memecah batu kesedihan dan kealfaan
sebagai persembahan kepadaMu Tuhan